Jumat, 08 November 2013

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT PRAKTIK LABORATORIUM IPA








PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT PRAKTIK
LABORATORIUM IPA
(Tugas Matakuliah Pengelolaan Laboratorium)









Oleh
Rettya Aries Tissi
1113022048


UNILA.JPG


PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013






KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Pengenalan dan Penggunaan Alat Paktik Laboratorium IPA” ini  tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang apa saja alat-alat laboratorium dan bagaimana cara menggunakannya.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.

                                                                                    Bandar Lampung, Oktober 2013
                                                                                               
                                                                                                      Penyusun







DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ...........................................................................................  i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................  1
B.     Tujuan .....................................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengenalan Alat Praktik Laboratorium IPA ...........................................  3
B.     Penggunaan Alat Praktik Laboratorium IPA ..........................................  
C.     Perawatan dan Pemeliharaan Peralatan Laboratorium ............................  

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ..............................................................................................  27
B.     Saran ........................................................................................................  28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN









BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang
Labolatorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA. Di dalam labolatorium terdapat banyak peralatan yang mendukung percobaan yang dilakukan oleh siswa. Supaya alat labolatorium bisa digunakan dalam jangka panjang maka peralatan memerlukan perawatan secara berkala.
Alat dan bahan praktik IPA bagi seorang guru IPA merupakan sarana yang sangat penting dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Rasanya sulit untuk diperoleh hasil pengajaran yang baik jika kegiatan beajar mengajar IPA itu dilaksanakan tanpa melibatkan penggunaan alat dan bahan IPA. Kita tahu bahwa IPA tidak bisa lepas dari kegiatan eksperimen di Laboratorium, karena apabila tanpa adanya eksperimen maka kita akan banyak meminta siswa untuk menghafal fakta-fakta yang kita informasikan, dengan eksperimen siswa sendiri akan menemukan fakta-fakta itu dan dengan demikian mudah untuk mengingatnya.
Alat-alat fisika umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu dan kaca. Perawatan alat tersebut dilakukan dengan cara menyimpan alat pada tempat yang cukup kering ( tidak lembab ) dan tidak terkena cahaya matahari. Perawatan alat sebaiknya dilakukan secara kontinu bergantung pada kondisi ruang penyimpanan alat dan penempatan alat pada posisi yang tepat.
Pengetahuan akan alat dan bahan praktik IPA dan cara penggunaannya selain penting bagi peserta didik juga berguna bagi tenaga pengajar untuk mempermudah melakukan kegiatan beajar mengajar.

B.       Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.         Siswa dapat mengenal aat dan bahan praktik fisika.
2.         Siswa dapat mengetahui tentang cara penggunaan alat dan bahan praktik fisika.








BAB II
PEMBAHASAN



A.      Pengenalan Alat Praktik Laboratorium IPA
1.    Alat Praktik Fisika
Jika kita ingin mengena alat dan bahan ini secara lebih dalam maka kita harus lebih dalam dalam mengenal alat dan bahan tersebut lebih dalam. Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu juga dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat peraga.

Pengklasifikasian tersebut dilakukan berdasarkan buku Katalog Alat Pendidikan IPA untuk SMP dan SMA tahun 1994. Peralatan yang terkait dengan kebutuhan laboratorium Fisika terdiri dari dua kelompok yaitu Kelompok Umum dan Kelompok Fisika.
Kelompok Umum yaitu alat yang digunakan secara umum baik untuk laboratorium fisika, laboratorium biologi, dan laboratorium kimia. Penulisan kode atau nomor katalog terdiri dari tiga huruf alphabet dan dilanjutkan dengan dua angka numerik, contohnya Basic Meter (KAL 41), Multimeter (KAL 45), Catu daya (KAL 60), Stopwatch (KKW 71) dan lainnya.

Peralatan yang termasuk Kelompok Fisika terdiri dari 14 kelompok materi, seperti pada tabel 2.1 berikut :
No
KODE
KELOMPOK MATERI

FME
Mekanika
2
FSP
Zat Padat
3
FSC
Zat Cair
4
FSG
Zat Gas
5
FGE
Gelombang
6
FPT
Optik
7
FCA
Cahaya
8
FPA
Panas
9
FES
Listrik Statis
10
FLS
Istrik Mengalir
11
FMA
Magnet
12
FEM
Elektromagnet
13
FAL
Aat Listrik
14
FET
Elektronika

2.    Jenis-jenis alat ukur
Jenis alat IPA yang terdaftar pada buku katalog alat IPA SMP dan SMA kurang lebih terdiri dari 550 jenis. Sebagian besar dari alat-alat tersebut merupakan alat-alat mata pelajaran fisika. Berikut ini akan dipahami bersama mengenai beberapa alat ukur, antara lain alat ukur massa, waktu, panjang dan lainnya. Alat yang diperkenalkan merupakan alat-alat yang umum berada di laboratorium fisika SMA yang diperkirakan memiliki tingkat kesulitan dalam penggunaan, perawatan, perbaikan dan penyimpanannya.

a.        Alat Ukur Massa
Ø  Timbangan
Timbangan adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa dan berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan elektronik.
Ø  Neraca Lengan
Neraca lengan merupakan alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran massa antara massa benda yang satu dengan massa benda yang lainnya.

Ø  Spektrometer Massa
Cara kerja alat ini digunakan untuk mengetahui sebuah partikel sub atomik muncul dari katoda dan menuju anoda yang ada karena adanya tegangan yang tinggi menyebabkan medan listrik yang kuat sehingga partikel sub atomik tertarik kedalam medannya sehingga ditangkap oleh detektor yang dapat menghitung massanya secara pasti dengan bantuan robot maupun perangkat komputer yang telah disetting secara pasti dan akurat.


b.      Alat Ukur Waktu
Ø  Jam
Jam telah digunakan sejak abad ke-14 sekitar 700 tahun yang lalu. Nama itu berasal dari bahasa latin yang namanya “clocca.

Ø  Kalender
Kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu. Tanggal pada kalender didasarkan dari gerakan-gerakan benda angkasa seperti matahari dan bulan, sebagai contoh kalender dinding.

Ø  Kronometer
Sejak tahun 1700-an, seorang ahli mesin yang bernama John Harrison mengembangkan suatu rangkaian jam yang akurat, yang diberi nama kronometer. Kronometer adalah alat pencatat waktu yang cukup tepat untuk dapat digunakan sebagai standar waktu portabel, biasanya digunakan untuk menentukan garis bujur (letak suatu tempat) dengan cara navigasi selestial (yaitu suatu teknik yang umumnya digunakan para pelaut tanpa bergantung pada perhitungan untuk memperkirakan posisi/keberadaan mereka di laut). Umumnya alat ini digunakan dalam pelayaran sebagai penentu meridian di laut.


c.       Alat Ukur Panjang

Ø  Penggaris
Penggaris adalah sebuah alat ukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Ada penggaris yang berbentuk lurus sampai yang berbentuk segitiga. Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.

Ø  Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda dengan tingkat ketelitian 0.01 mm.

Ø  Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang digunakan untuk mengukur panjang benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah benda contohnya diameter kelereng, diameter dalam dan diameter luar cincin, serta kedalam sebuah tabung.

Ø  Altimeter
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya digunakan sebagai navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.


d.      Alat Ukur Luas

Ø  Planimeter
Planimeter adalah instrumen mekanis digunakan untuk menghitung luas daerah planar. Pada dasarnya planimeter hanya memiliki tiga bagian yang bergerak. Planimeter terdiri atas 3 jenis yaitu planimeter linear, planimeter polar dan planimeter Hatchet. Jenis yang paling banyak digunakan adalah planimeter polar.

Alat ini dapat digunakan untuk mengukur skala peta dan menentukan luasan suatu wilayah pada peta dengan berbagai skala. Saat ini planimeter juga sudah dibuat dalam bentuk digitak, misalnya Planimeter Platcom yang bekerja dengan sistem digital sehingga sangat memudahkan pekerjaan.

e.       Alat Ukur Suhu

Ø  Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau temperatur benda. Termometer terbuat dari bahan yang bersifat termometrik, artinya sangat peka terhadap perubahan suhu, seperti air raksa dan alkohol. Satuan pengukuran termometer menggunakan beberapa sistem skala suhu yaitu derajat Celcius (oC), Fahrenheit (oF), Reamur (oR) dan Kelvin (K).

Ø  Termistor
Termistor (thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu.

Ø  Pyrometer
Pyrometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur suhu tinggi permukaan suatu objek tanpa adanya kontak langsung. Dengan adanya mekanisme optik dan inframerah pengukuran untuk kasus-kasus ketika objek bergerak, sangat panas, di tempat yang sulit untuk mengakses atau karena kontaminasi atau pengaruh negatif lainnya dapat diukur suhunya dengan akurat dengan menggunakan Pyrometer.

f.       Alat Ukur Kelembaban

Ø  Hygrometer
Hygrometer adalah sejenis alat untuk mengukur kelembaban suatu tempat. Biasanya ditempatkan di dalam box (container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembaban yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera.

g.      Alat Ukur Tekanan

Ø  Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Barometer biasanya digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca yang “bersahabat”, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai.
Ø  Manometer
Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Salah satu jenis manometer adalah manometer kolom cairan.

Ø  Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah dari 0o – 360o dan dapat juga digunakan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.

h.      Alat Ukur Cahaya

Ø  Photometer
Photometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan penerangan atau cahaya untuk pemotretan.

i.        Alat Ukur Untuk Menentukan Besaran Listrik

Ø  Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.

Ø  Galvanometer
Galvanometer adalah alat untuk menunjukkan ada tidaknya kuat arus dengan melihat adanya penyimpangan jarum galvanometer. Cara kerjanya sama dengan amperemeter, voltmeter, dan ohmeter. Semua alat itu cara kerjanya sama dengan motor listrik.
Ø  Osiloskop
Osiloskop adalah peralatan elektronik yang menghasilkan tampilan grafik pada layar untuk mencitrakan gelombang maupun signal elektronik yang diterimanya.

Misalnya, kita tidak pernah bisa melihat sinyal yang dipancarkan oleh handphone. Dengan bantuan Osiloskop, sinyal tersebut dapat dicitrakan dalam layar, sehingga dapat dilihat bentuk gelombang, panjang gelombang, frekuensi gelombang, maupun cacat gelombang.

j.     Alat Ukur Kecepatan
Ø  Speedometer
Speedometer adalah alat untuk mengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan. Speedometer berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan yang dijalankannya dan dijadikan informasi utama untuk mengendalikan kecepatan di jalan agar tidak terlalu lambat atau terlalu cepat.

3.        Alat Praktik Biologi
Kita juga dapat mengenal alat atau bahan praktik IPA, salah satunya adalah biologi. Dibawah ini akan dijelaskan dalam daftar alat dan bahan biologi.
No
Nama
Keterangan
1
Pipa T
Plastik, sebagai pipa penghubung
2
Pipa Y
Plastic, sebagai pipa penghubung
3
Spatula
Kaca, sebagai alat pengambil sesuatu dan sebagai pengaduk
4
Pembakar Spiritus
Sebagai alat pemanas atau pembakar
5
Botol Semprot
Untuk menyemprotkan air, juga berfungsi sebagai botol cuci
6
Botol tetes
Botol yang dilengkapi dengan pipet tetes
7
Botol reagen
Mulutsempit, polipropilen 250 cm3, wadah bahan berbentuk larutan
8
Borol reagen
Mulutlebar, polupropilen 100 cm3, wadah bahan berbentuk padat
9
Botol reagen
Mulutsempit, kaca 100 cm3, wadah bahan berbentuk larutan
10
Cawan petri
Sebagai wadah untuk beberapa keperluan
11
Pencacah (tally counter)
-
12
Corong
Borosilikat diam 75 mm
13
Corong
Polipropilen diam 65 mm
14
Corong tistel
Borosilikat selain dapat digunakan sebaga corong yang memerlukan tangkai corong yang panjang juga dapat digunakan untuk eksperimen osmose
15
Kondansor/pendingin liebig
Bentuk sempit digunakan dalam penyulingan
16
Pelubang gabus
Set isi 6 juga dapat untuk melubangi karet
17
Pengasah pelubang gabus
-
18
Gelas kimia
Borosilikat 100 cm3
19
Kaca arloji
Diam 75 mm
20
Kertas saring
Diam 100 mm
21
Kotak PPPK
Lengkap dengan isinya
22
Alat pemadam kebakaran
Model ABC ici serbuk kering
23
Labu Erlenmeyer
Borosilikat mulut sempit, 100 cm3
24
Labu destilasi
Borosilikat 125 cm3, untuk menyuling
25
Plat tetes
Prselen 12 lekukan untuk menguji sifat asam atau basa suatu larutan dengan meneteskan larutan pada insikator atau sebaliknya
26
Lumping dan alu
Porselan
27
Neraca
Beban geser 2610 gr
28
Pinggan penguap
Porselen 125 cm3 untuk menguapkan zat cair
29
Pipa, kaca natrn
Diam, luar 6 mm
30
Pipa borosilikat
Diam, luar 10 mm
31
Ppa PVC
Diam dalam 5 mm
32
Pipet tetes
Untuk meneteskan cairan
33
Sikat tabung reaksi
Diam 22-26 mm
34
Sumbat, karet
Padat, campuran
35
Sumbat, Karet
Diam, bawah 23 mm, diam lubang 5 mm I lubang
36
Spatula tanduk
Digunakan sebagai sendk untuk mengambil benda
37
Statif, alas
Berbentuk A
38
Penjepit
Penjepit dan klem merupakan pasangan. Penjepit dijepitkan pada batang statif dan penjepit lengan klem
39
Tabung conth
plastik
40
Tabung reaksi
Brsilikat panjang 100 mm, diam 1 mm
41
Penjepit tabung reaksi
Kayu
42
Rak tabung reaksi
Kayu, 12 lubang, diam,lubang 18 mm
43
Thermometer
Isi spiritus

4.      Alat praktik Kimia
No
Nama
Keterangan

Asam klorida
HCL, BG, 36% menyebabkan luka bakar, mengganggu system pernapasan

Belerang
S, TG

Logam Besi
Fe, TG, serbuk kasar, untuk menggambarkan medan magnet

Bromtimol Biru
BG, larutan dalam alcohol mudah menyala, untuk pewarna dan indikator

Eosin
TG, larutan dalam alcohol mudah menyala dan untuk pewarna

Etanol
C2O5H4 TG, 95% suhu nyala 120C
.
B.       Penggunaan Alat Praktik Laboratorium IPA
1.    Meter Dasar/Basic Meter
Tanpa tambahan kelengkapan yang lain, meter dasar ini hanya berfungsi sebagai galvanometer, digunakan untuk menunjukkan adanya arus listrik dengan arus maksimal sebesar 100µA. Meter dasar ini dapat berubah menjadi amperemeter, digunakan untuk mengukur arus listrik, dengan menambahkan penghambat shunt yang diletakkan parallel dengan meter dasar. Fungsi shunt untuk memperbesar daya ukur meter dasar sehingga dapat digunakan untuk mengukur arus yang lebih besar.

a.       Bagian-bagiannya
1)        Mempunyai skala ganda, batasan -10 sampai 100 dan -5 sampai 50. Didalamnya terdapat hambatan 1000 ohm.
2)        Pada bagian depan terdapat dua buah terminal ulir/tancap, tempat menghubungkan meter dasar dengan jaringan yang akan diketahui arusnya dan tempat perlengkapan meter dasar.
3)        Ada dua buah shunt.
4)        Ada dua buah multiplier.

b.      Menggunakan meter dasar sebagai galvanometer.
Jangan ihubungkan langsung dengan jaringan listrik atau baterai yang mempunyai tegangan lebih dari 0,1 V. galvanometer hanya digunnakan untuk mengetahui adanya arus listrik yang sangat lemah, misalnya arus yang dihasilkan oleh elemen yang dibuat dari buah-buahan.

2.    Catu Daya
Untuk memperoleh arus listrik dengan tegangan rendah AC atau DC. Pengubahan tegangan listrik PLN menjadi tegangan rendah dilakukan melalui transformator, kemudian menuju tombol pilihan, terus ke penyearah arus dan system pembatas arus(sekering), barulah ke keluaran AC atau DC.

Cara menggunakannya adalah :
a.    Sesuaikan tegangan masukan, 110 atau 220 V dengan tegangan jala-jala PLN.
b.    Masukkan soket penghubung ke sumber tegangan PLN.
c.    Tekan power. Bila lampu menyala berarti arus PLN telah masuk ke dalam alat. Bila lampu indicator belum atau tidak menyala, cabut soket, periksa kabel penghubungnya dan periksa pula sekring masukan.
d.   Pilih tegangan keluaran dengan memutar tombol pilihan.
e.    Hubungkan arus keluaran (AC atau DC) dengan rangkaian percobaan. Hidupkan rangkaian percobaan. Kalau lampu 77indikator over-load menyala, periksa rangkaian percobaan, kemudian tekan tombol reset.

3.    Kotak Cahaya
Kotak cahaya beserta perlengkapannya digunkan untuk melakukan eksperimen-eksperimen yang berkaitan dengan cahaya. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan ialah pemantulan, pembiasan dan percampuran cahaya.

Menggunakan kotak cahaya untuk menentukan indeks cahaya dapat dilakukan dengan balok kaca, catu daya, busur derajat, penggaris dan pensil kertas folio putih. Cara melakukannya adalah mengatur tegangan catu daya untuk mendapatkan arus keluaran 12 V. kemudian menghubungkan kabel kotak cahaya dengan sumber tegangan 12 V. memasang pelat bercelah 3 dilampu. Mengatur lampu sehingga cahaya yang keluar melalui celah sejajar. Kemudian mengganti pelat dengan yang bercelah 1 dan yang terakhir adalah menyiapkan kertas folio dengan balok kaca diatasnya.

4.    Pengetik waktu (ticker timer)
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur waktu gerak benda. Dapat digunakan menentukan kecepatan, kecepatan rata-rata dan percepatan berubah beraturan.

5.    Mikroskop
Mikroskop berfungsi untuk mengamati objek yang sangat kecil dan transparan. Cara menggunakan mikroskop seperti dibawah ini :
a.    Letakkan mikroskop pada meja sedemikian hingga dengan mudah anda dapat melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop.
b.    Bukalah diafraghma secara penuh.
c.    Dengan melihat melalui lensa okuler, aturlah kedudukan cermin hingga cahaya terpantul melalui lubang meja objek terlihat sebagai sebuah lingkaran yang terangnya merata.
d.   Letakkan sediaan yang akan diamati di atas meja objek dan jepitlah dengan jepitan objek.
e.    Mulailah pengamatan dengan mula-mula menggunakan lensa obyektif dengan kekuatan rendah.
f.     Dengan menggunakan pemutar kasar, turunkan lensa obyektif hingga jarak antara lensa obyektif dan sediaan yang diamati kira-kira 5 mm.
g.    Lihatlah melalui lensa okuler, naikkan tabung mikroskop perlahan-lahan dengan menggunakan pemutar kasar sehingga sediaan terlihat.
h.    Setelah sediaan terlihat dengan menggunakan pemutar halus, naik turunkan tabung agar sediaan terletak tepat pada focus lensa.

6.    Kuadrat
Untuk pengambilan cuplikan pada areal tertentu guns mengetahui populasi komunitas. Dengan fungsi tersebut alat ini dapat digunakan untuk menyelidiki yang berkaitan dengan ekologi seperti susunan dan kepadatan populasi penyebaran populasi, dominasi  suatu populasi dan kecepatan pertumbuhan suatu populasi.

Cara menggunakan :
a.         Tentukanlah lebih dulu daerah yang akan diambil cuplikannya.
b.         Pengambilan 10 cuplikan kuadrat untuk daerah yang ditentukan itu harus merata tapi acak dan dapat mewakili daerah itu.
c.         Siapkan kuadrat dengan membentuk kuadrat bujur sangkar.

7.    Perangkat penyulingan
Untuk menyuling zat cair. Dengan perangkat penyulingan ini suatu senyawa cair dapat dimrnikan dari zat-zat yang mengotorinya. Perangkat penyulingan juga dapat digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang mempunyai titik didih yang berbeda.

Cara menggunakan perangkat penyulingan :
a.    Dengan menggunakan corong, tuangkan air yang disuling ke dalam labu destilasi.
b.    Masukkan ke dalam labu destilasi, 3-4 butir pecahan porselin atau pecahan kaca.
c.    Hubungkan selang karet/plastik yang bersambung dengan bagian bawah pendingin liebig dengan krain air, sedangkan selang yang bersambung dengan bagian atas pendingin dimasukkan ke dalam bak cuci atau penampung air.
d.   Nyalakan pembakar spiritus dan amati proses penyulingan yang terjadi.
e.    Setelah selesai malakukan kegiatan bersihkan alat dan simpan di tempat semula.

8.    Perangkat uji elektrolit
Untuk menguji apakah karutan itu bersifat elektrolit atau non-elektrolit. Cara menggunkannya :
a.    Tuangkan larutan yang akan diuji kedalam gelas kimia hingga setengahnya.
b.    Masukkan electrode ked a;am larutan, amati apakah lampu menyala atau tidak.





C.      Perawatan dan Pemeliharaan Peralatan Laboratorium

1.    Pengertian Perawatan
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi. Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum para siswa.

2.    Jenis Perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini.

a.     Perawatan Terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni: perawatan terencana yang bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.

ü Perawatan Preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan, adalah sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan laboratorium.

ü Perawatan Korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.

b.    Perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.

3.    Tujuan Perawatan Laboratorium
Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa tujuan yang mencakup:
a)         Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal
b)        Memperpanjang umur pemakaian
c)         Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
d)        Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
e)         Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
f)         Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
g)        Menghindari terjadinya kerusakan fatal







4.Sistem Perawatan Laboratorium
Dalam perawatan Laboratorium, sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini:
ü  Obyek laboratorium yang akan dirawat.
ü  Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan.
c. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.

5.    Pemeliharaan Peralatan Laboratorium
Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium. Pemeliharaan alat-alat laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih dini.

Begitu juga dengan kebersihan laboratorium. Biasanya, laboratorium merupakan tempat bertemunya cairan-cairan tubuh manusia yang mengandung beberapa jenis penyakit dari spesimen tersebut, dan tujuan menjaga kebersihan laboratorium ini adalah untuk mencegah bibit-bibit penyakit yang terdapat pada jenis spesimen yang di teliti tertular kepada para pekerja.

Berikut cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:
1)      Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan kotor karena dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit.
2)      Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti bahan-bahan kimia kembalikan pada lemari yang telah tersedia.
3)      Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar meja tersebut tetap steril dan bebas dari kuman penyakit.
4)      Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap steril dan siap untuk digunakan kembali.
5)      Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan perbaikan.
6)      Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.
7)      Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan alat tersebut.
8)      Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di gunakan kembali.

Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alatalat praktikum:
1)      Sebelum menggunakan alatalat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.
2)      Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
3)      Pahami fungsi atau peruntukan alatalat praktikum dan gunakanlah alatalat tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
4)      Pahami rating dan jangkauan kerja alatalat praktikum dan gunakanlah alatalat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
5)      Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut
6)      Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau sejenisnyapada badan alatalat praktikum yang digunakan

6.    Sumber daya sistem perawatan laboratorium
1)        Tenaga perawat ( man )
Tenaga laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang dikelolanya. Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah melaksanakan perawatan laboratorium yang meliputi pekerjaan menjaga, menyimpan, membersihkan, memelihara, memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat melakukan penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak.

Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah parah, dan perbaikannya juga memerlukan kemampuan profesional yang khusus, maka dapat memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar. Misalnya untuk perbaikan peralatan ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang konstruksinya sangat rumit.

Untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat melibatkan siswa praktikan. Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik, menjaga kebersihan peralatan, membantu dalam penyimpanan peralatan. Untuk keperluan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus sebagai upaya pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat peraturan dan tata tertip penggunaan peralatan di laboratorium.

2)        Biaya perawatan ( money )
Perawatan membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara lain:
ü  Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun, carbol,kain lap, perekat, cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.
ü  Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya.
ü  Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti: sapu, sikat, sulak, kuas, solder, tang,
obeng, gunting, dan sebagainya.
ü  Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya apabila pekerjaan perawatan terpaksa harus mengundang pihak luar, misalnya ahli komputer.

Biaya perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara rutin.

3)        Bahan perawatan ( materials )
Yang dimaksud dengan bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk pekerjaan perawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, karena bahan ini merupakan salah satu sumber daya yang sangat urgen untuk merawat semua peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan peralatan laboratorium, antara lain:
a)      Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti:sabun, carbol, kain lap, thinner, bahan pembersih alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan bahan pembersih lainnya.
b)      Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas, bahan pelapis, bahan pelindung, pembungkus, pupuk tanaman dan makanan hewan pada laboratorium Biologi, pembasmi serangga, dan sebagainya.
c)      Suku cadang, seperti: seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya.
4)        Peralatan perawatan ( machines )
Tersedianya alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki peralatan perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program perawatan peralatan laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan, tergantung dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta jenis kegiatan perawatannya.
Peralatan perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk:
·         Peralatan penyimpanan, misalnya almari, rak
·         Peralatan pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis
·         Peralatan pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
·         Peralatan penyetelan kembali
·         Peralatan perbaikan
Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin sering dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki oleh setiap laboratorium.
5)        Cara perawatan ( methodes)
Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
·         Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium/bengkel, memberi bahan pengawet.
·         Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan.
·         Membersihkan, agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi.
·         Memelihara, misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi makan hewan percobaan.
·         Memeriksa atau mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala kerusakan.
·         Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi normal atau standar.
·         Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan laboratorium pada batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk praktikum mahasiswa.
·         Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang sudah rusak.

6)        Waktu perawatan ( minutes )
Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan kegiatan perawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan perawatan laboratorium dapat ditetapkan berdasarkan pada:
·         Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang sama peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan perawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan alat tersebut. Bagi laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam menyusun jadwal perawatan.
·         Berdasarkan sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium. Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum dan pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya jadwal perawatannya harus dibuat tinggi frekuensinya. Artinya obyek atau alat tersebut harus sering dilakukan perawatan.
·         Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium. Biasanya peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik dilengkapi dengan buku manual yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun jadwal perawatan.



















BAB III
PENUTUP



A.      Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalh ini antara lain adalah :
1.    Penggunaan alat sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus difahami oleh semua penggunanya, baik itu guru, laboran maupun siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca dan memahami buku manual penggunaan alat sehingga ketika percobaan dilakukan tidak terjadi kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-alat laboratorium.

2.    Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu juga dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat peraga.

3.    Penggunaan laboratorium sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap siswa agar alat dan bahan praktik bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.

B.       Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulisan berkaitan dengan penulisan naskah Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium IPA Fisika SMA adalah:
1.    Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus diketahui petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat laboratorium IPA fisika yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.

2.    Perlu diadakan survey / studi lapangan ke beberapa sekolah sampel sebelum dilakukan penulisan naskah, agar penulis dapat berinteraksi langsung dengan pekerja laboratorium (guru, laboran, dan siswa). Dengan adanya survey / studi lapangan tersebut diharapkan penulis lebih peka dan lebih fokus membahas mengenai alat-alat laboratorium apa saja yang biasanya menjadi permasalahan dalam perawatan, penyimpanan, dan perbaikan.









DAFTAR PUSTAKA



Moejadi, dkk. 1985. Petunjuk Pengelolaan Laboratorium Fisika Untuk SMA. Jakarta: Depdibud.

Moh. Amien. (1984). Buku Pedoman Praktikum dan Manual Laboratorium Pendidikan IPA   Umum (General Science). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedjana, S., Nishino, O., 2000, Pengukuran dan Alat Alat Ukur Listrik, PT. Paradnya Paramita, Jakarta.

Anonim1. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013, dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_pengukur#Massa.

Anonim2. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013, dari: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spectrometer_ massa&action=edit&redlink=1.

Anonim3. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013, dari: http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/ tujuh-besaran-pokok-alat-ukur-dan-prinsip-kerjanya.

































LAMPIRAN

1 komentar:

  1. mantap sekali , tapi klo pake gambar setiap contohnya/alatnya akan lebih mantap

    BalasHapus