Foto ini diambil saat aku menjalani KKL (Januari 2013). Saat-saat paling menyenangkan bisa berbagi tawa di tempat yang begitu menunjukkan keagungan Allah SWT. Aku bersama dengan sahabat-sahabat terbaikku. Mereka adalah wanita super penyemangat hidupku saat ini. Persahabatan yang berawal saat kami berada di perguruan tinggi. Persahabatan yang disatukan karena keadaan. Persahabatan yang semakin unik dengan karakter kami yang unik pula.
Selama beberapa tahun ini, aku hidup dengan canda dan tawa mereka, sesekali tangis, amarah atau kekecewaanpun hadir sebagai perekat persahabatan kami.
Paling kanan, dengan jaket merahnya. Dia adalah Rosita Wati. Secara akademis, dia paling pinter diantara kami berdelapan (hehehehe). Saat kuis atau ujian tiba, kami selalu nginep di kosan dia buat belajar. Walaupun belajarnya dengan orang yang pinter dan di tempat yang sama, tapi tetep aja nilai ujian kami tuh kayak bumi dengan langit (hahahaha). Suka kesel sih dengan hasil yang memalukan itu, tapi kami selalu bisa happy lagi meski nilai-nilai yang di dapat adalah nilai upah nulis (hehe).
Nomer 2 dari kanan yang pake jaket merah juga, namanya Nuraini. Tapi dari awal masuk kuliah, dia selalu memperkenalkan namanya dengan sebutan "Knul". Pertama kali denger ini nama aneh banget dan udah pasti anaknya alay binti aneh (hahahaha :V). Orangnya populer diantara kami. Tau kenapa? karena casing-nya yang bikin ngekek. Gak cuma itu, cara bicara dan tingkah lakunya juga gak kayak mahasiswi pada umumnya. Tipe cewek cuek nomer 1 deh (hahaha).
Dan disebelah knul, cewek yang pake jilbab warna ungu, yaaaa itu aku (hehehe). No comment lah ya tentang diri aku. yang jelas aku lebih suka ngomong. Aku gak terlalu suka yang berbau sains. Dan ntah kenapa aku justru kuliah di jurusan pendidikan MIPA. Karena ngerasa salah alamat, tahun berikutnya aku putusin untuk ambil kuliah lagi di PTS dengan jurusan yang aku suka, Sastra Inggris. Jadi aku gak pernah punya weekend. Kuliah dari senin sampe ketemu senin lagi untuk ngejer gelar S.Pd dan S.S di delakang nama aku. (Aminnnnnn)
Terus cewek yang ditengah itu, yang pake celana warna ungu, namanya Tiara Indriani. Panggil aja Ara. Anaknya paling galau (hahahaha), ngambekan, tapi baik dan pinter masak juga loohh ;). Kalau maen kerumahnya gak bakal kelaperan deh. Ara itu sasaran nomer 1 kejailan kami. Paling enak buat di kongekin (bully). Ntah polos atau apa. Yang jelas gak seru kalau gak ada dia (hehehe)
Sebelahnya lagi, cewek yang pake jaket warna biru, namanya Rini Sintia. Rini ini secara akademis juga bisa dibilang lebih baik dari kami-kami yang lain (hahahaha). Orangnya rada sensitif. Terlalu perasa. Tapi baik juga. :)
Dan cewek yang paling tinggi, dengan kostum serba merah. Namanya Afifah Hidayati. Afifah ini bisa dibilang wanita penggalau juga. Tapi gak jelas apa yang digalauin. Pokoknya status socmed-nya demen banget galau.Gaya-gaya pujangga gitu lah (hihihi). Afifah ini juga paling sering dijadiin tempat curhat. Kosan dia paling sering dijadiin tempat ngumpul. Kasian sih tapi yasudahlah :P (hahahaha).
Yak yang berdirinya rada di belakang, namanya Sonia Suci Maretha. Wanita dengan mantan pacar terbanyak (waktu SMA) (ahahhaha). Nia ini ibadahnya paling rajin. Tapi dia juga cewek paling jaim. Apalagi kalau ketemu cowok incerannya, bisa tiba-tiba berubah deh (hahahaha). Tampilannya lemah lembut kecewek-cewek an banget, tapi kalau udah ngumpul dengan kami, gila-nya bakal keluar. Demen karaokean (hahahaha). Hobby nemenin mama atau papa nya reunian. Berharap dijodohin sma anak bujang temen mama atau papanya (hahahaha). Kalau lagi ngumpul makan-makan dLL, sonia inilah yang kebagian nyuci piring atau beres-beres. Maklumlah, udah jadi hobbynya beres-beres rumah.
Terakhir, yang paling mungil. Namanya Asih Sundari. Cewek dengan logat bahasa yang kental banget jawanya. Paling tertutup dan bahan kongekan nomer 2 setelah Tiara (hehehe). Sabar yah mb Asihhhhhhhhh ^_^
Huammmhhhh, itu adalah karakter sahabat-sahabat cantik aku. Semoga persahabatan kita bisa terjalin dengan baik selamanya yah. Bersyukur banget bisa kenal bahkan deket dengan kalian. Sahabat yang selalu bisa bikin simpul di ujung-ujung bibir aku :). ^_^))))
Jendela Baca
Jumat, 08 November 2013
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT PRAKTIK LABORATORIUM IPA
PENGENALAN
DAN PENGGUNAAN ALAT PRAKTIK
LABORATORIUM
IPA
(Tugas Matakuliah Pengelolaan Laboratorium)
Oleh
Rettya Aries
Tissi
1113022048
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Pengenalan dan
Penggunaan Alat Paktik Laboratorium IPA” ini
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan
bahan pembelajaran tentang apa saja alat-alat laboratorium dan bagaimana cara
menggunakannya.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta
maaf atas segala keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan
demi peningkatan kualitas makalah ini.
Bandar Lampung, Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ........................................................................................ 1
B.
Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengenalan Alat Praktik Laboratorium
IPA ........................................... 3
B.
Penggunaan Alat Praktik Laboratorium
IPA ..........................................
C.
Perawatan dan Pemeliharaan Peralatan Laboratorium ............................
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan .............................................................................................. 27
B.
Saran ........................................................................................................ 28
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Labolatorium
merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA. Di dalam
labolatorium terdapat banyak peralatan yang mendukung percobaan yang dilakukan
oleh siswa. Supaya alat labolatorium bisa digunakan dalam jangka panjang maka
peralatan memerlukan perawatan secara berkala.
Alat
dan bahan praktik IPA bagi seorang guru IPA merupakan sarana yang sangat penting
dalam
melaksanakan
kegiatan belajar
mengajar. Rasanya sulit
untuk diperoleh hasil pengajaran yang baik jika kegiatan beajar mengajar IPA
itu dilaksanakan
tanpa melibatkan penggunaan alat dan bahan IPA. Kita tahu bahwa IPA tidak bisa
lepas dari kegiatan eksperimen di Laboratorium, karena apabila tanpa adanya
eksperimen maka kita akan banyak meminta siswa untuk menghafal fakta-fakta yang
kita informasikan, dengan eksperimen siswa sendiri akan menemukan
fakta-fakta itu dan dengan demikian mudah untuk mengingatnya.
Alat-alat
fisika umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu dan kaca. Perawatan alat
tersebut dilakukan dengan cara menyimpan alat pada tempat yang cukup kering (
tidak lembab ) dan tidak terkena cahaya matahari. Perawatan alat sebaiknya
dilakukan secara kontinu bergantung pada kondisi ruang penyimpanan alat dan
penempatan alat pada posisi yang tepat.
Pengetahuan
akan alat dan bahan praktik IPA dan cara penggunaannya selain penting bagi
peserta didik juga berguna bagi tenaga pengajar untuk mempermudah melakukan
kegiatan beajar mengajar.
B.
Tujuan
Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Siswa
dapat mengenal aat dan bahan praktik fisika.
2.
Siswa
dapat mengetahui tentang cara penggunaan alat dan bahan praktik fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengenalan Alat Praktik Laboratorium IPA
1.
Alat Praktik Fisika
Jika kita ingin mengena alat dan bahan ini secara lebih dalam maka
kita harus lebih dalam dalam mengenal alat dan bahan tersebut lebih dalam. Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu
dilakukan untuk memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi
alat. Selain itu juga dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat
percobaan maupun alat peraga.
Pengklasifikasian
tersebut dilakukan berdasarkan buku Katalog Alat Pendidikan IPA untuk SMP dan
SMA tahun 1994. Peralatan yang terkait dengan kebutuhan laboratorium Fisika
terdiri dari dua kelompok yaitu Kelompok Umum dan Kelompok Fisika.
Kelompok
Umum yaitu alat yang digunakan secara umum baik untuk laboratorium fisika,
laboratorium biologi, dan laboratorium kimia. Penulisan kode atau nomor katalog
terdiri dari tiga huruf alphabet dan dilanjutkan dengan dua angka numerik,
contohnya Basic Meter (KAL 41), Multimeter (KAL 45), Catu daya (KAL 60),
Stopwatch (KKW 71) dan lainnya.
Peralatan yang
termasuk Kelompok Fisika terdiri dari 14 kelompok materi, seperti pada tabel
2.1 berikut :
No
|
KODE
|
KELOMPOK MATERI
|
|
FME
|
Mekanika
|
2
|
FSP
|
Zat Padat
|
3
|
FSC
|
Zat Cair
|
4
|
FSG
|
Zat Gas
|
5
|
FGE
|
Gelombang
|
6
|
FPT
|
Optik
|
7
|
FCA
|
Cahaya
|
8
|
FPA
|
Panas
|
9
|
FES
|
Listrik Statis
|
10
|
FLS
|
Istrik Mengalir
|
11
|
FMA
|
Magnet
|
12
|
FEM
|
Elektromagnet
|
13
|
FAL
|
Aat Listrik
|
14
|
FET
|
Elektronika
|
2.
Jenis-jenis alat ukur
Jenis
alat IPA yang terdaftar pada buku katalog alat IPA SMP dan SMA kurang lebih
terdiri dari 550 jenis. Sebagian besar dari alat-alat tersebut merupakan
alat-alat mata pelajaran fisika. Berikut ini akan dipahami bersama mengenai
beberapa alat ukur, antara lain alat ukur massa, waktu, panjang dan lainnya.
Alat yang diperkenalkan merupakan alat-alat yang umum berada di laboratorium
fisika SMA yang diperkirakan memiliki tingkat kesulitan dalam penggunaan,
perawatan, perbaikan dan penyimpanannya.
a.
Alat Ukur Massa
Ø Timbangan
Timbangan
adalah alat yang dipakai untuk mengukur massa dan berat suatu benda. Timbangan
dikategorikan kedalam sistem mekanik dan elektronik.
Ø
Neraca Lengan
Neraca
lengan merupakan alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran massa antara
massa benda yang satu dengan massa benda yang lainnya.
Ø Spektrometer
Massa
Cara kerja alat ini digunakan untuk mengetahui sebuah partikel sub
atomik muncul dari katoda dan menuju anoda yang ada karena adanya tegangan yang
tinggi menyebabkan medan listrik yang kuat sehingga partikel sub atomik
tertarik kedalam medannya sehingga ditangkap oleh detektor yang dapat
menghitung massanya secara pasti dengan bantuan robot maupun perangkat komputer
yang telah disetting secara pasti dan akurat.
b.
Alat
Ukur Waktu
Ø Jam
Jam telah digunakan sejak abad ke-14 sekitar 700 tahun yang lalu.
Nama itu berasal dari bahasa latin yang namanya “clocca”.
Ø Kalender
Kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah
periode waktu. Tanggal pada kalender didasarkan dari gerakan-gerakan benda
angkasa seperti matahari dan bulan, sebagai contoh kalender dinding.
Ø
Kronometer
Sejak tahun 1700-an, seorang ahli mesin yang bernama John Harrison
mengembangkan suatu rangkaian jam yang akurat, yang diberi nama kronometer.
Kronometer adalah alat pencatat waktu yang cukup tepat untuk dapat digunakan
sebagai standar waktu portabel, biasanya digunakan untuk menentukan
garis bujur (letak suatu tempat) dengan cara navigasi selestial (yaitu suatu teknik yang umumnya digunakan para pelaut tanpa
bergantung pada perhitungan untuk memperkirakan posisi/keberadaan mereka di
laut). Umumnya alat ini digunakan dalam pelayaran sebagai penentu meridian di
laut.
c.
Alat Ukur Panjang
Ø Penggaris
Penggaris adalah sebuah alat ukur dan alat bantu gambar untuk
menggambar garis lurus. Ada penggaris yang berbentuk lurus sampai yang
berbentuk segitiga. Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita
dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat.
Ø Mikrometer
Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda
dengan tingkat ketelitian 0.01 mm.
Ø Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang digunakan untuk
mengukur panjang benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong juga
dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah benda contohnya diameter
kelereng, diameter dalam dan diameter luar cincin, serta kedalam sebuah tabung.
Ø Altimeter
Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik
dari permukaan laut. Biasanya digunakan sebagai navigasi dalam
penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian.
d.
Alat Ukur Luas
Ø
Planimeter
Planimeter adalah instrumen mekanis digunakan untuk menghitung luas
daerah planar. Pada dasarnya planimeter hanya memiliki tiga bagian yang
bergerak. Planimeter terdiri atas 3 jenis yaitu planimeter linear, planimeter
polar dan planimeter Hatchet. Jenis yang paling banyak digunakan adalah
planimeter polar.
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur skala peta dan menentukan
luasan suatu wilayah pada peta dengan berbagai skala. Saat ini planimeter juga
sudah dibuat dalam bentuk digitak, misalnya Planimeter Platcom yang bekerja
dengan sistem digital sehingga sangat memudahkan pekerjaan.
e.
Alat Ukur Suhu
Ø Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau
temperatur benda. Termometer terbuat dari bahan yang bersifat termometrik,
artinya sangat peka terhadap perubahan suhu, seperti air raksa dan alkohol.
Satuan pengukuran termometer menggunakan beberapa sistem skala suhu yaitu
derajat Celcius (oC),
Fahrenheit (oF), Reamur (oR) dan Kelvin (K).
Ø Termistor
Termistor (thermistor) adalah
alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu.
Ø Pyrometer
Pyrometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur suhu tinggi
permukaan suatu objek tanpa adanya kontak langsung. Dengan adanya mekanisme
optik dan inframerah pengukuran untuk kasus-kasus ketika objek bergerak, sangat
panas, di tempat yang sulit untuk mengakses atau karena kontaminasi atau
pengaruh negatif lainnya dapat diukur suhunya dengan akurat dengan menggunakan
Pyrometer.
f.
Alat Ukur Kelembaban
Ø
Hygrometer
Hygrometer adalah sejenis alat untuk mengukur kelembaban suatu
tempat. Biasanya ditempatkan di dalam box (container) penyimpanan barang
yang memerlukan tahap kelembaban yang terjaga seperti dry box penyimpanan
kamera.
g.
Alat Ukur Tekanan
Ø
Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan udara. Barometer biasanya digunakan dalam peramalan
cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca yang “bersahabat”,
sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai.
Ø
Manometer
Manometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Salah satu jenis
manometer adalah manometer kolom cairan.
Ø
Anemometer
Anemometer
adalah
alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorologi
dari kecepatan angin adalah knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan
meteorologi dari arah angin adalah dari 0o –
360o dan dapat juga digunakan arah mata
angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka.
h.
Alat Ukur Cahaya
Ø
Photometer
Photometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kekuatan penerangan atau cahaya untuk pemotretan.
i.
Alat Ukur Untuk Menentukan Besaran Listrik
Ø
Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang
berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan
dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.
Ø
Galvanometer
Galvanometer adalah alat untuk menunjukkan ada
tidaknya kuat arus dengan melihat adanya penyimpangan jarum galvanometer. Cara
kerjanya sama dengan amperemeter, voltmeter, dan ohmeter. Semua alat itu cara
kerjanya sama dengan motor listrik.
Ø
Osiloskop
Osiloskop adalah peralatan elektronik yang
menghasilkan tampilan grafik pada layar untuk mencitrakan gelombang maupun
signal elektronik yang diterimanya.
Misalnya, kita tidak pernah bisa
melihat sinyal yang dipancarkan oleh handphone. Dengan bantuan Osiloskop,
sinyal tersebut dapat dicitrakan dalam layar, sehingga dapat dilihat bentuk
gelombang, panjang gelombang, frekuensi gelombang, maupun cacat gelombang.
j.
Alat Ukur Kecepatan
Ø
Speedometer
Speedometer adalah alat untuk mengukur kecepatan
kendaraan darat, yang merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang
beroperasi di jalan. Speedometer berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan
kendaraan yang dijalankannya dan dijadikan informasi utama untuk mengendalikan
kecepatan di jalan agar tidak terlalu lambat atau terlalu cepat.
3.
Alat Praktik Biologi
Kita juga dapat mengenal alat atau bahan praktik IPA, salah satunya
adalah biologi. Dibawah ini akan dijelaskan dalam daftar alat dan bahan
biologi.
No
|
Nama
|
Keterangan
|
1
|
Pipa T
|
Plastik, sebagai pipa penghubung
|
2
|
Pipa Y
|
Plastic, sebagai pipa penghubung
|
3
|
Spatula
|
Kaca, sebagai alat pengambil sesuatu dan sebagai pengaduk
|
4
|
Pembakar Spiritus
|
Sebagai alat pemanas atau pembakar
|
5
|
Botol Semprot
|
Untuk menyemprotkan air, juga berfungsi sebagai botol cuci
|
6
|
Botol tetes
|
Botol yang dilengkapi dengan pipet tetes
|
7
|
Botol reagen
|
Mulutsempit, polipropilen 250 cm3, wadah bahan berbentuk larutan
|
8
|
Borol reagen
|
Mulutlebar, polupropilen 100 cm3, wadah bahan berbentuk padat
|
9
|
Botol reagen
|
Mulutsempit, kaca 100 cm3, wadah bahan berbentuk larutan
|
10
|
Cawan petri
|
Sebagai wadah untuk beberapa keperluan
|
11
|
Pencacah (tally counter)
|
-
|
12
|
Corong
|
Borosilikat diam 75 mm
|
13
|
Corong
|
Polipropilen diam 65 mm
|
14
|
Corong tistel
|
Borosilikat selain dapat digunakan sebaga corong yang memerlukan
tangkai corong yang panjang juga dapat digunakan untuk eksperimen osmose
|
15
|
Kondansor/pendingin liebig
|
Bentuk sempit digunakan dalam penyulingan
|
16
|
Pelubang gabus
|
Set isi 6 juga dapat untuk melubangi karet
|
17
|
Pengasah pelubang gabus
|
-
|
18
|
Gelas kimia
|
Borosilikat 100 cm3
|
19
|
Kaca arloji
|
Diam 75 mm
|
20
|
Kertas saring
|
Diam 100 mm
|
21
|
Kotak PPPK
|
Lengkap dengan isinya
|
22
|
Alat pemadam kebakaran
|
Model ABC ici serbuk kering
|
23
|
Labu Erlenmeyer
|
Borosilikat mulut sempit, 100 cm3
|
24
|
Labu destilasi
|
Borosilikat 125 cm3, untuk menyuling
|
25
|
Plat tetes
|
Prselen 12 lekukan untuk menguji sifat asam atau basa suatu
larutan dengan meneteskan larutan pada insikator atau sebaliknya
|
26
|
Lumping dan alu
|
Porselan
|
27
|
Neraca
|
Beban geser 2610 gr
|
28
|
Pinggan penguap
|
Porselen 125 cm3 untuk menguapkan zat cair
|
29
|
Pipa, kaca natrn
|
Diam, luar 6 mm
|
30
|
Pipa borosilikat
|
Diam, luar 10 mm
|
31
|
Ppa PVC
|
Diam dalam 5 mm
|
32
|
Pipet tetes
|
Untuk meneteskan cairan
|
33
|
Sikat tabung reaksi
|
Diam 22-26 mm
|
34
|
Sumbat, karet
|
Padat, campuran
|
35
|
Sumbat, Karet
|
Diam, bawah 23 mm, diam lubang 5 mm I lubang
|
36
|
Spatula tanduk
|
Digunakan sebagai sendk untuk mengambil benda
|
37
|
Statif, alas
|
Berbentuk A
|
38
|
Penjepit
|
Penjepit dan klem merupakan pasangan. Penjepit dijepitkan pada
batang statif dan penjepit lengan klem
|
39
|
Tabung conth
|
plastik
|
40
|
Tabung reaksi
|
Brsilikat panjang 100 mm, diam 1 mm
|
41
|
Penjepit tabung reaksi
|
Kayu
|
42
|
Rak tabung reaksi
|
Kayu, 12 lubang, diam,lubang 18 mm
|
43
|
Thermometer
|
Isi spiritus
|
4.
Alat praktik Kimia
No
|
Nama
|
Keterangan
|
|
Asam klorida
|
HCL, BG, 36% menyebabkan luka bakar, mengganggu system pernapasan
|
|
Belerang
|
S, TG
|
|
Logam Besi
|
Fe, TG, serbuk kasar, untuk menggambarkan medan magnet
|
|
Bromtimol Biru
|
BG, larutan dalam alcohol mudah menyala, untuk pewarna dan
indikator
|
|
Eosin
|
TG, larutan dalam alcohol mudah menyala dan untuk pewarna
|
|
Etanol
|
C2O5H4 TG, 95% suhu nyala 120C
|
.
B.
Penggunaan Alat Praktik Laboratorium
IPA
1.
Meter Dasar/Basic Meter
Tanpa tambahan kelengkapan yang lain, meter dasar ini hanya
berfungsi sebagai galvanometer, digunakan untuk menunjukkan adanya arus listrik
dengan arus maksimal sebesar 100µA. Meter dasar ini dapat berubah menjadi
amperemeter, digunakan untuk mengukur arus listrik, dengan menambahkan
penghambat shunt yang diletakkan parallel dengan meter dasar. Fungsi shunt
untuk memperbesar daya ukur meter dasar sehingga dapat digunakan untuk mengukur
arus yang lebih besar.
a. Bagian-bagiannya
1)
Mempunyai skala ganda, batasan -10 sampai 100 dan -5 sampai 50.
Didalamnya terdapat hambatan 1000 ohm.
2)
Pada bagian depan terdapat dua buah terminal ulir/tancap, tempat
menghubungkan meter dasar dengan jaringan yang akan diketahui arusnya dan
tempat perlengkapan meter dasar.
3)
Ada dua buah shunt.
4)
Ada dua buah multiplier.
b. Menggunakan meter dasar sebagai
galvanometer.
Jangan ihubungkan langsung dengan jaringan
listrik atau baterai yang mempunyai tegangan lebih dari 0,1 V. galvanometer
hanya digunnakan untuk mengetahui adanya arus listrik yang sangat lemah,
misalnya arus yang dihasilkan oleh elemen yang dibuat dari buah-buahan.
2.
Catu Daya
Untuk
memperoleh arus listrik dengan tegangan rendah AC atau DC. Pengubahan tegangan
listrik PLN menjadi tegangan rendah dilakukan melalui transformator, kemudian
menuju tombol pilihan, terus ke penyearah arus dan system pembatas
arus(sekering), barulah ke keluaran AC atau DC.
Cara
menggunakannya adalah :
a.
Sesuaikan
tegangan masukan, 110 atau 220 V dengan tegangan jala-jala PLN.
b.
Masukkan
soket penghubung ke sumber tegangan PLN.
c.
Tekan
power. Bila lampu menyala berarti arus PLN telah masuk ke dalam alat. Bila
lampu indicator belum atau tidak menyala, cabut soket, periksa kabel
penghubungnya dan periksa pula sekring masukan.
d.
Pilih
tegangan keluaran dengan memutar tombol pilihan.
e.
Hubungkan
arus keluaran (AC atau DC) dengan rangkaian percobaan. Hidupkan rangkaian
percobaan. Kalau lampu 77indikator over-load menyala, periksa rangkaian
percobaan, kemudian tekan tombol reset.
3.
Kotak
Cahaya
Kotak
cahaya beserta perlengkapannya digunkan untuk melakukan eksperimen-eksperimen
yang berkaitan dengan cahaya. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan ialah
pemantulan, pembiasan dan percampuran cahaya.
Menggunakan
kotak cahaya untuk menentukan indeks cahaya dapat dilakukan dengan balok kaca,
catu daya, busur derajat, penggaris dan pensil kertas folio putih. Cara
melakukannya adalah mengatur tegangan catu daya untuk mendapatkan arus keluaran
12 V. kemudian menghubungkan kabel kotak cahaya dengan sumber tegangan 12 V.
memasang pelat bercelah 3 dilampu. Mengatur lampu sehingga cahaya yang keluar
melalui celah sejajar. Kemudian mengganti pelat dengan yang bercelah 1 dan yang
terakhir adalah menyiapkan kertas folio dengan balok kaca diatasnya.
4.
Pengetik waktu (ticker timer)
Berfungsi
sebagai alat untuk mengukur waktu gerak benda. Dapat digunakan menentukan
kecepatan, kecepatan rata-rata dan percepatan berubah beraturan.
5.
Mikroskop
Mikroskop
berfungsi untuk mengamati objek yang sangat kecil dan transparan. Cara
menggunakan mikroskop seperti dibawah ini :
a.
Letakkan
mikroskop pada meja sedemikian hingga dengan mudah anda dapat melakukan
pengamatan melalui tabung mikroskop.
b.
Bukalah
diafraghma secara penuh.
c.
Dengan
melihat melalui lensa okuler, aturlah kedudukan cermin hingga cahaya terpantul
melalui lubang meja objek terlihat sebagai sebuah lingkaran yang terangnya
merata.
d.
Letakkan
sediaan yang akan diamati di atas meja objek dan jepitlah dengan jepitan objek.
e.
Mulailah
pengamatan dengan mula-mula menggunakan lensa obyektif dengan kekuatan rendah.
f.
Dengan
menggunakan pemutar kasar, turunkan lensa obyektif hingga jarak antara lensa
obyektif dan sediaan yang diamati kira-kira 5 mm.
g.
Lihatlah
melalui lensa okuler, naikkan tabung mikroskop perlahan-lahan dengan
menggunakan pemutar kasar sehingga sediaan terlihat.
h.
Setelah
sediaan terlihat dengan menggunakan pemutar halus, naik turunkan tabung agar
sediaan terletak tepat pada focus lensa.
6.
Kuadrat
Untuk
pengambilan cuplikan pada areal tertentu guns mengetahui populasi komunitas.
Dengan fungsi tersebut alat ini dapat digunakan untuk menyelidiki yang
berkaitan dengan ekologi seperti susunan dan kepadatan populasi penyebaran
populasi, dominasi suatu populasi dan kecepatan
pertumbuhan suatu populasi.
Cara
menggunakan :
a.
Tentukanlah
lebih dulu daerah yang akan diambil cuplikannya.
b.
Pengambilan
10 cuplikan kuadrat untuk daerah yang ditentukan itu harus merata tapi acak dan
dapat mewakili daerah itu.
c.
Siapkan
kuadrat dengan membentuk kuadrat bujur sangkar.
7.
Perangkat penyulingan
Untuk
menyuling zat cair. Dengan perangkat penyulingan ini suatu senyawa cair dapat
dimrnikan dari zat-zat yang mengotorinya. Perangkat penyulingan juga dapat
digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang mempunyai titik didih yang
berbeda.
Cara
menggunakan perangkat penyulingan :
a.
Dengan
menggunakan corong, tuangkan air yang disuling ke dalam labu destilasi.
b.
Masukkan
ke dalam labu destilasi, 3-4 butir pecahan porselin atau pecahan kaca.
c.
Hubungkan
selang karet/plastik yang bersambung dengan bagian bawah pendingin liebig
dengan krain air, sedangkan selang yang bersambung dengan bagian atas pendingin
dimasukkan ke dalam bak cuci atau penampung air.
d.
Nyalakan
pembakar spiritus dan amati proses penyulingan yang terjadi.
e.
Setelah
selesai malakukan kegiatan bersihkan alat dan simpan di tempat semula.
8.
Perangkat uji elektrolit
Untuk
menguji apakah karutan itu bersifat elektrolit atau non-elektrolit. Cara
menggunkannya :
a.
Tuangkan
larutan yang akan diuji kedalam gelas kimia hingga setengahnya.
b.
Masukkan
electrode ked a;am larutan, amati apakah lampu menyala atau tidak.
C. Perawatan
dan Pemeliharaan Peralatan Laboratorium
1. Pengertian Perawatan
Perawatan
adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan
mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Dalam kaitannya
dengan perawatan peralatan laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha
preventif atau pencegahan agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam
kondisi baik, siap beroperasi. Disamping itu perawatan juga dimaksudkan sebagai
upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah
terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan
praktikum para siswa.
2. Jenis Perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan
tidak terencana. Secara jelas dapat dilihat pada skema dibawah ini.
a.
Perawatan
Terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan,
diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana,
serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi
dua, yakni: perawatan terencana yang bersifat pencegahan atau perawatan
preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.
ü Perawatan Preventif
Perawatan preventif merupakan perawatan yang bersifat pencegahan,
adalah sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan
peralatan laboratorium.
ü Perawatan Korektif
Perawatan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni
sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui
tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan
tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi standar,
sehingga dapat berfungsi normal.
b.
Perawatan
tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah jenis perawatan yang bersifat
perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan
perawatan ini tidak direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat
kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak
direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.
3. Tujuan Perawatan Laboratorium
Perawatan peralatan laboratorium memiliki beberapa
tujuan yang mencakup:
a)
Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal
b)
Memperpanjang umur pemakaian
c)
Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
d)
Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
e)
Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
f)
Menghindari terjadinya kerusakan secara mendadak
g)
Menghindari terjadinya kerusakan fatal
4.Sistem Perawatan Laboratorium
Dalam perawatan Laboratorium, sebelum
penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat
unsur-unsur berikut ini:
ü Obyek laboratorium yang akan dirawat.
ü Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan.
c. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.
c. Sumber daya lain: alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.
5. Pemeliharaan Peralatan
Laboratorium
Pemeliharaan
alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam menanggulangi
banyaknya kecelakaan kerja di dalam laboratorium. Pemeliharaan alat-alat
laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara
lebih dini.
Begitu
juga dengan kebersihan laboratorium. Biasanya, laboratorium merupakan tempat
bertemunya cairan-cairan tubuh manusia yang mengandung beberapa jenis penyakit
dari spesimen tersebut, dan tujuan menjaga kebersihan laboratorium ini adalah
untuk mencegah bibit-bibit penyakit yang terdapat pada jenis spesimen yang di
teliti tertular kepada para pekerja.
Berikut
cara-cara yang di lakukan untuk pemeliharaan peralatan laboratorium:
1) Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih
terlebih dahulu. Jangan sekali-kali meninggalkan laboratorium dalam keadaan
kotor karena dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit.
2) Kembalikan alat-alat laboratorium pada tempatnya, seperti
bahan-bahan kimia kembalikan pada lemari yang telah tersedia.
3) Bersihkan meja dan lantai laboratorium menggunakan antiseptik agar
meja tersebut tetap steril dan bebas dari kuman penyakit.
4) Cucilah dengan bersih semua alat-alat yang
telah dipakai seperti tabung reaksi, pipet, kaca preparat, dll agar tetap
steril dan siap untuk digunakan kembali.
5) Cepat laporkan pada guru atau pengawas
laboratorium jika ada alat yang memerlukan perbaikan.
6) Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut
dalam kondisi buruk.
7) Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan
agar menjaga kestabilan alat tersebut.
8) Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik
jika alat tersebut tidak di gunakan kembali.
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan
alat‐alat praktikum:
1) Sebelum menggunakan alat‐alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan
alat itu.
2) Perhatikan dan patuhi peringatan (warning)
yang biasa tertera pada badan alat
3) Pahami fungsi atau peruntukan alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut hanya untuk aktivitas yang
sesuai fungsi atau peruntukannya. Menggunakan alat praktikum di luar fungsi
atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya
keselamatan praktikan
4) Pahami rating dan jangkauan kerja alat‐alat praktikum dan gunakanlah alat‐alat tersebut sesuai rating dan jangkauan
kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar rating dan jangkauan kerjanya
dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan
5) Pastikan seluruh peralatan praktikum yang
digunakan aman dari benda/ logam tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut
6) Tidak melakukan aktifitas yang dapat
menyebabkan kotor, coretan, goresan atau sejenisnyapada badan alat‐alat praktikum yang digunakan
6. Sumber daya sistem perawatan laboratorium
1)
Tenaga
perawat ( man )
Tenaga
laboran/teknisi mempunyai tanggung jawab dalam merawat laboratorium yang dikelolanya.
Salah satu tugas seorang laboran/teknisi adalah melaksanakan perawatan
laboratorium yang meliputi pekerjaan menjaga, menyimpan, membersihkan,
memelihara, memeriksa, menyetel kembali, bahkan bila perlu dan dibutuhkan dapat
melakukan penggantian dan perbaikan komponen peralatan laboratorium yang rusak.
Untuk peralatan khusus dengan tingkat kerusakan yang sudah parah, dan
perbaikannya juga memerlukan kemampuan profesional yang khusus, maka dapat
memanfatkan tenaga teknisi ahli dari luar. Misalnya untuk perbaikan peralatan
ukur optik, peralatan ukur elektronik, yang konstruksinya sangat rumit.
Untuk pekerjaan perawatan yang ringan dan rutin dapat melibatkan siswa
praktikan. Misalnya dalam
menjaga kebersihan ruang dan tempat praktik, menjaga kebersihan peralatan,
membantu dalam penyimpanan peralatan. Untuk keperluan pencegahan terhadap
kemungkinan kerusakan akibat kesalahan pemakaian sekaligus sebagai upaya
pembinaan tanggungjawab mahasiswa, dapat peraturan dan tata tertip penggunaan
peralatan di laboratorium.
2)
Biaya
perawatan ( money )
Perawatan
membutuhkan biaya, bahkan kadang-kadang biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
perawatan sangat mahal. Biaya perawatan dibutuhkan untuk berbagai hal, antara
lain:
ü Biaya pembelian bahan-bahan untuk perawatan, seperti sabun,
carbol,kain lap, perekat,
cat, bahan pengawet, pencegah jamur, dan sebagainya.
ü Biaya pembelian suku cadang, seperti: kran air, kabel, mur baut,
lensa optik, mouse komputer, dan sebagainya.
ü Biaya pembelian peralatan perawatan, seperti:
sapu, sikat, sulak, kuas, solder, tang,
obeng, gunting, dan sebagainya.
obeng, gunting, dan sebagainya.
ü Upah tenaga perawatan jika perlu, khususnya
apabila pekerjaan perawatan terpaksa harus mengundang pihak luar, misalnya ahli
komputer.
Biaya
perawatan di atas perlu dihitung dan dimasukkan dalam usulan anggaran, sehingga
tersedia dana untuk perawatan laboratorium secara rutin.
3)
Bahan
perawatan ( materials )
Yang
dimaksud dengan bahan perawatan adalah seluruh jenis bahan yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium. Bahkan untuk
pekerjaan perawatan ini harus tersedia dengan jumlah yang memadai, karena bahan
ini merupakan salah satu sumber daya yang sangat urgen untuk merawat semua
peralatan laboratorium. Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan perawatan peralatan
laboratorium, antara lain:
a) Bahan untuk pekerjaan kebersihan, seperti:sabun, carbol, kain lap,
thinner, bahan pembersih
alat-alat laboratorium, tempat sampah, kantong plastik, dan bahan pembersih
lainnya.
b) Bahan untuk pemelihara, seperti: bahan pengawet, minyak pelumas,
bahan pelapis, bahan pelindung, pembungkus, pupuk tanaman dan makanan hewan
pada laboratorium Biologi, pembasmi serangga, dan sebagainya.
c) Suku cadang, seperti: seperti: kran air, kabel, mur baut, lensa
optik, mouse komputer, dan sebagainya.
4)
Peralatan
perawatan ( machines )
Tersedianya
alat-alat perawatan merupakan sumber daya yang sangat dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan perawatan laboratorium. Apabila laboratorium memiliki
peralatan perawatan lengkap akan sangat mendukung terlaksananya program
perawatan peralatan laboratorium. Peralatan untuk pekerjaan perawatan,
tergantung dari jenis sarana atau fasilitas yang dirawat serta jenis kegiatan
perawatannya.
Peralatan perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk:
Peralatan perawatan laboratorium antara lain meliputi: peralatan untuk:
·
Peralatan
penyimpanan, misalnya almari, rak
·
Peralatan
pemeliharaan, misalnya alat pelumas, alat pelapis
·
Peralatan
pemeriksaan, misalnya instrumen pengukuran
·
Peralatan
penyetelan kembali
·
Peralatan
perbaikan
Peralatan perawatan yang sifatnya umum, sederhana, dan secara rutin
sering dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan sebaiknya dimiliki
oleh setiap laboratorium.
5)
Cara
perawatan ( methodes)
Cara
atau metode untuk melakukan pekerjaan perawatan peralatan laboratorium yang
dapat dilakukan antara lain dengan cara:
·
Melakukan
pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan,
peraturan, tata tertib bagi pengguna laboratorium/bengkel, memberi bahan
pengawet.
·
Menyimpan,
misalnya menyimpan peralatan laboratorium agar terhindar dari kerusakan.
·
Membersihkan,
agar peralatan laboratorium selalu bersih dari kotoran yang dapat merusak,
misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya
korosi.
·
Memelihara,
misalnya dengan meminyaki peralatan mekanis, memberi makan hewan percobaan.
·
Memeriksa atau
mengecek kondisi peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya gejala
kerusakan.
·
Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan
dalam kondisi normal atau standar.
·
Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan peralatan
laboratorium pada batas tingakat kerusakan tertentu yang masih mungkin dapat
diperbaiki sendiri, sehingga siap dipakai untuk praktikum mahasiswa.
·
Mengganti komponen-komponen peralatan peralatan laboratorium yang sudah
rusak.
6)
Waktu perawatan ( minutes )
Waktu untuk perawatan peralatan laboratorium dapat dilihat dari tersedianya
kesempatan atau waktu bagi pihak yang dilibatkan dalam kegiatan perawatan dan
pemanfaatan kesempatan tersebut secara efektif dan efisien untuk melaksanakan
kegiatan perawatan. Dari sisi obyek yang dirawat, jadwal pelaksanakan pekerjaan
perawatan laboratorium dapat ditetapkan berdasarkan pada:
·
Berdasarkan pengalaman lalu dalam suatu jenis pekerjaan perawatan alat yang
sama peroleh pengalaman mengenai selang waktu atau frekuensi untuk melakukan
perawatan seminimal mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko
kerusakan alat tersebut. Bagi
laboran/teknisi yang telah berpengalaman dalam melakulan tugas perawatan
peralatan laboratorium akan banyak memiliki informasi untuk membantu dalam
menyusun jadwal perawatan.
·
Berdasarkan
sifat operasi atau beban pemakaian atau penggunaan peralatan laboratorium.
Untuk obyek atau alat yang sering digunakan untuk kegiatan praktikum dan
pemakainya banyak orang, maka obyek atau alat tersebut akan cepat kotor atau
rusak. Untuk menjaga agar tetap bersih dan menghindari kerusakan, mestinya
jadwal perawatannya harus dibuat tinggi frekuensinya. Artinya obyek atau alat
tersebut harus sering dilakukan perawatan.
·
Berdasarkan
rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan yang dimiliki laboratorium. Biasanya
peralatan laboratorium yang baru dibeli dari pabrik dilengkapi dengan buku
manual yang memuat petunjuk operasi dan cara serta jadwal perawatan alat
tersebut. Informasi tersebut dapat dipakai sebagai rujukan dalam menyusun
jadwal perawatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalh ini antara lain adalah :
1. Penggunaan alat sebelum melakukan
percobaan/ penelitian harus difahami oleh semua penggunanya, baik itu guru,
laboran maupun siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca dan memahami buku
manual penggunaan alat sehingga ketika percobaan dilakukan tidak terjadi
kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-alat laboratorium.
2. Pengklasifikasian peralatan di
laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk memudahkan dalam
menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu juga dapat
memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat peraga.
3. Penggunaan laboratorium sangat
penting untuk diperhatikan bagi setiap siswa agar alat dan bahan praktik
bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
B.
Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulisan berkaitan dengan
penulisan naskah Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium IPA Fisika SMA
adalah:
1.
Untuk
penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus diketahui
petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat laboratorium
IPA fisika yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.
2.
Perlu
diadakan survey / studi lapangan ke beberapa sekolah sampel sebelum dilakukan
penulisan naskah, agar penulis dapat berinteraksi langsung dengan pekerja
laboratorium (guru, laboran, dan siswa). Dengan adanya survey / studi lapangan
tersebut diharapkan penulis lebih peka dan lebih fokus membahas mengenai
alat-alat laboratorium apa saja yang biasanya menjadi permasalahan dalam
perawatan, penyimpanan, dan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Moejadi, dkk. 1985. Petunjuk Pengelolaan Laboratorium Fisika
Untuk SMA. Jakarta: Depdibud.
Moh. Amien. (1984). Buku Pedoman Praktikum dan Manual
Laboratorium Pendidikan IPA Umum
(General Science). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soedjana, S., Nishino, O., 2000, Pengukuran dan Alat Alat Ukur
Listrik, PT. Paradnya Paramita, Jakarta.
Anonim1. Diakses pada tanggal 6
Oktober 2013, dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_pengukur#Massa.
Anonim2. Diakses pada tanggal 6
Oktober 2013, dari: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spectrometer_
massa&action=edit&redlink=1.
Anonim3. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2013,
dari: http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/
tujuh-besaran-pokok-alat-ukur-dan-prinsip-kerjanya.
LAMPIRAN
Langganan:
Postingan (Atom)